Purbaya Nilai Dana Rp25 T Lambat, BTN Klaim Sudah 42%

Purbaya Nilai Dana Rp25 T Lambat, BTN Klaim Sudah 42%

BTN Salurkan Rp 10,5 Triliun dari Dana Pemerintah, Target Serapan 100 Persen pada November 2025

excitesubmit – Hingga September 2025, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,5 triliun dari total Penempatan Uang Negara (PUN) senilai Rp25 triliun. Angka tersebut setara dengan 42 persen dari total dana yang ditempatkan pemerintah di BTN. Namun, dari jumlah itu, baru Rp4,5 triliun yang sudah direimburse kepada pemerintah.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa proses penyerapan dana ini masih berjalan secara bertahap. “Kita itu sudah sampai September Rp10,5 triliun, cuma baru reimburse Rp4,5 triliun. Ekspansi sebenarnya sudah Rp10,5 triliun. Tadi sudah saya laporkan ke Menteri, karena kita mau rapikan dulu datanya baru reimburse sisanya,” ujar Nixon saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).

Baca Juga: “Skenario Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026 Usai Lawan Irak

Menurutnya, penyaluran dana tersebut disesuaikan dengan pipeline kredit BTN yang telah direncanakan sejak awal tahun. Proses pencairan dilakukan bertahap untuk memastikan ketepatan sasaran dan efisiensi penggunaan dana. Pipeline kredit kami kuat di berbagai segmen, mulai dari korporasi, komersial, UMKM, konsumer, hingga syariah,” tambah Nixon.

BTN mencatat total pipeline kredit mencapai Rp27,5 triliun, atau lebih besar dari total dana PUN yang ditempatkan di bank tersebut. Pipeline ini disiapkan untuk pencairan secara bertahap sesuai jadwal penyaluran dan kesiapan debitur.

Fokus Penyaluran ke Sektor Produktif dan Perumahan

Dalam Public Expose Live 2025 di Jakarta pada 10 September 2025, Nixon menyatakan bahwa BTN menargetkan seluruh dana penempatan pemerintah dapat terserap 100 persen pada November 2025. Ia menegaskan bahwa likuiditas BTN saat ini sangat kuat, didukung oleh biaya dana (cost of fund) yang terus menurun, sehingga mempercepat ekspansi kredit ke sektor-sektor prioritas.

“Kan dari awal saya sudah bilang November. Konsumer, KPR berarti. Ada subsidi, ada non-subsidi, ada macam-macam,” jelas Nixon. BTN memang menempatkan fokus utama pada sektor perumahan, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan non-subsidi, yang selama ini menjadi tulang punggung portofolio bank tersebut.

Selain sektor perumahan, dana pemerintah juga akan diarahkan ke konstruksi, real estate, perdagangan, kesehatan, dan sektor produktif lainnya. Strategi ini sejalan dengan mandat pemerintah agar penempatan dana di perbankan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi riil dan penciptaan lapangan kerja.

BTN juga terus menjaga prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam setiap penyaluran kredit. “Dengan kapasitas yang besar, kami tetap menerapkan manajemen risiko yang ketat agar kualitas kredit terjaga. BTN berpedoman pada ketentuan dan tujuan penggunaan dana pemerintah seperti yang ditetapkan Kementerian Keuangan,” ujar Nixon.

Langkah kehati-hatian tersebut menjadi penting mengingat besarnya dana yang dikelola serta risiko kredit di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan penerapan prinsip tata kelola yang baik, BTN berupaya memastikan bahwa dana penempatan pemerintah memberikan dampak nyata terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor perumahan rakyat.

Nixon optimistis penyerapan dana akan berjalan sesuai target. “Secara kapasitas, BTN siap sepenuhnya menyerap dana yang ditempatkan pemerintah. Kami ingin memastikan setiap rupiah digunakan tepat sasaran,” tegasnya.

Baca Juga: “Ammar Zoni Edarkan Narkoba di Rutan Salemba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *